Saturday 2 April 2016

Hakikat Budaya


Dalam pendidikan, pengembangan pendidikan serta perkembangannya pasti tidak akan lepas dari hakikatnya. Pendidikan merupakan sebuah unsur yang tergabung dari berbagai fenomena salah satunya adalah budaya. Budaya ini berasal dari bahasa sanskerta yang merupakan bentuk jamak dari budi, yang artinya akat atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pikiran manusia. Dalam hal ini definisi budaya banyak di artikan menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut.
1. Komariah dan Triatna (2005:96) berpendapat bahwa budaya atau kultur disini dapat diartikan sebagai segala tindakan manusia untuk mengolah atau mengerjakan sesuatu.
2. Koetjaraningrat (1990:180) memberikan definisi budaya sebagai sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
3. Edgar (1999:102) menyatakan dalam terminologi disiplin kajian budaya (cultural studies) menyajikan bentuk kritis atas definisi budaya yang mengarah pada The complex everyday world we all encounter and through which all move.
4. Williams (2016) mendefinisikan konsep budaya menggunakan pendekatan unversal, yaitu konsep buaya mengacu pada makna-makna bersama. Makna ini terpusat pada makna sehari-hari seperti nilai, benda-benda, dan norma.
5. Barker (2005:50-55) mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah pengalaman dalam hidup sehari-hari seperti berbagai teks, praktik, dan makna semua orang dalam menjalani hidup mereka.
6. Vijay Sathe (2016) menyatakan bahwa budaya adlaah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.
7. Louis Pondy (2016) budaya dapat diartikan sebagai serangkaian pemahaman atau pengertian yang diberikan oleh kelompok orang bagi dirinya sendiri.
8. Raymond Williams (dalam Storey, 2009:1-2) kata budaya atau culture itu adalah satu di antara tiga kata yang paling sulit untuk didefinisikan di dalam bahawa inggris. Dia menyarankan tiga pengertian yang dapat digunakan untuk mengerti apa yang dimaksud dengan budaya. yaitu sebagai berikut.
    a. A general process of intellectual, spiritual, and aesthetic development (sebuah proses umum dari kecerdasan, spiritual, dan pengembangan estetika).
     b. A particular way of life, whether of a people, a period or a group (cara hidup yang khusus baik dari seseorang manusia, suatu periode, atau periode suatu kelompok).
      c. Refer to a works and practices of intellectual and especially artistic activity (mengacu kepada karya-karya atau praktik-praktik kecerdasan dan khususnya kegiatan-kegiatan yang bersifat seni).

Budaya juga memiliki ciri yang memperlihatkan adanya nilai-nilai yang dipersepsikan, dirasakan, dan dilakukan. Hal ini dikukuhkan oleh pendapat Tsamara (dalam Kompri, 2015, 3) yang menyatakan tentang kandungan utama yang menjadi esensi budaya, yaitu.
1. Budaya berkaitan dnegan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya yang melahirkan makna dan pandangan hidup yang mempengaruhi sikap dan tingkah laku (the total way of life a people).
2. Adanya pola nilai, sikap, tingkah laku (termasuk bahasa). hasil karsa dan karya, termasuk segala instrumennya, sistem kerja, dan teknologi (a way thinking, feeling, and believing).
3. Budaya merupakan hasil pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan, serta proses seleksi (menerima atau menolak) norma-norma yang ada dalam cara dirinya berinteraksi sosial atau menempatkan dirinya di tengah-tengah lingkungan tertentu.
4. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling ketergantungan (interdepedensi), baik sosial maupun lingkungan non sosial.

Dalam uraian di atas kita bisa simpulkan bahwa kajian tentang budaya dapat terlihat lebih fokus kepada beberapa aspek  budaya non materi seperti nilai-nilai, norma-norma, simbol dan bahasa suatu budaya. Oleh karena itu tinjauan dari aspek tersebut akan lebih membuat manusia untuk paham tentang apa itu budaya. Bagaimana suatu budaya terbentuk, dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan seberapa penting budaya di setiap hal yang implementasikan.

0 comments: