Monday 28 March 2016

Sekolah dalam Lingkungan Pendidikan

Peranan sekolah dalam pembentukan dan perkembangan kemampuan anak dalam berkembang sangatlah besar. Karena pendidikan di sekolah memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan kemampuan dan pengalaman manusia. Vembriarto mengatakan bahwa keberadaan sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu aspek individual dan sosial. Selain itu sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak berkembang secara progressif dan maksimal. Disisi lain sekolah juga memiliki tugas membentuk karakter anak didiknya agar bisa mengabdikan dirinya ke dalam lingkungan masyarakat. 
Sekolah memiliki fungsi mengembangkan kemampuan anak dan membentuk watak serta peradaban suatu bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di dalam sekolah beragam budaya masyarakat akan muncul dan bergabung menjadi satu dan itu terjadi di dalam lingkungan sekolah. Pertemuan peserta didik yang berbeda budaya akan terjadi di sekolah baik dengan peserta didik maupun dengan guru atau orang lain yang berada di lingkungan sekolah tersebut. Selain itu sekolah juga memiliki peranan sebagai penolong peserta didik untuk memilih melakukan atau membentuk peranan sosial peserta didik di lingkungan sekolahnya. Sekolah memberikan bimbingan dan arahan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada anak atau peserta didinya.
Lalu di dalam sekolah pasti memiliki suasana atmosfer yang dimana akan berpengaruh nantinya dalam pembentukan peserta didiknya. Hal itu dinyatakan oleh Hughes and Hughes (2012:307) yang menyatakan bahwa ada tiga jenis utama suasana atau atmosfer sosial yang dapat diamati di sekolah dan di ruang kelas. Yaitu ;
1. Atmosfer yang diciptakan oleh pendidik berkepribadian kuat yang sangat menguasai (mungkin dalam konteks ini Guru Disiplin yang sering di segani oleh siswa). Akibatnya, anak akan menjadi patuh dan tunduk dengan apa yang diperintahkan tanpa ada pesan atau hal-hal negatif yang tidak dikehendaki.
2. Atmosfer yang diciptakan oleh pendidik yang berkepribadian lemah yang mudah tunduk (dalam konteks ini biasanya terdapat pada guru yang selalu menuruti apa keinginan muridnya tanpa melihat dampak panjangnya dalam pembentukan watak atau karakter peserta didik tersebut). Akibatnya, peserta didik akan menjadi kurang disiplin dan akan kurang mendukung dalam proses pembelajarannya.
3. Atmosfer yang diciptakan oleh pendidik yang walaupun diakui menguasai keadaan, tetapi tidak bersikap menguasai dan tunduk (dalam hal ini biasanya guru yang memang dalam prosesnya di lingkungan sekolah memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetapi tidak terlalu memberi tekanan kepada siswanya). Dampaknya adalah antara guru dan peserta didik akan terjalin hubungan yang saling memberi dan menerima hal yang baru dalam proses terjadinya interaksi di sekolah.

Dari ketiga atmosfer di atas diharapkan sekolah dapat membentuk karakter peserta didik yang memiliki sikap hormat dan bertanggung jawab dalam melakukan tindakan yang akan memangun nilai moral dasar yang akan didapatkan oleh peserta didik dan dapat diimplementasikan ke lingkungan masyarakat pada waktunya.

0 comments: